Sabtu, 06 Desember 2014

Tugas 7

Tugas 7
1.    Alasan Manajemen Pemasaran Disebut Sebagai Manajemen Permintaan
            Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.  Manajemen pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan, dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan oleh karena itu manajemen pemasaran sering disebut juga sebagai manajemen permintaan.

2.    Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Berdasarkan Konsep Inti Pemasaran
           Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Orang membutuhkan pangan, sandang, rumah, rasa aman, rasa memiliki, harga diri, dan lain-lain untuk tetap hidup. Kebutuhan-kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau oleh para pemasar; kebutuhan ini sudah ada dan terlekat dalam tubuh dan kondisi manusia.
Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam tadi. Orang Amerika membutuhkan makanan dan menginginkan hamburger, orang Indonesia membutuhkan makanan dan menginginkan nasi. Orang Amerika membutuhkan busana dan menginginkan busana dari Pierre Cardin, membutuhkan penghargaan dan membeli Mercedes Baby-Benz. Di masyarakat lain, kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan dengan cara yang berbeda: di Indonesia bagian Timur (Maluku) misalnya, rasa lapar dipuaskan dengan makan sagu, orang Bali memuaskan kebutuhan mereka akan busana dengan pakaian khas di sana, kebutuhan akan penghargaan dipuaskan dengan mengenakan kalung mutiara. Kebutuhan manusia sangat sedikit, keinginan merekalah yang sangat banyak. Keinginan manusia terus menerus dibentuk oleh kekuatan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti mesjid, gereja, sekolah, keluarga, dan perusahaan-perusahaan bisnis.

3.    Perbedaan Pasar dan Pemasaran
             Pasar adalah orang-orang yang mempunyai kebutuhan untuk dipuaskan, mempunyai uang untuk dibelanjakan, dan kemauan untuk membelanjakan. Jadi, ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam permintaan pasar untuk produk atau jasa: orang-orang dengan kebutuhan, daya beli mereka, dan perilaku beli mereka.
             Pemasaran adalah semua kegiatan manusia yang dilakukan dalam hubungannya dengan pasar. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar guna mewujudkan pertukaran potensial untuk kepentingan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

4.    Mengenai Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
          Banyak diantara kita mungkin tidak menyadari bahwa setiap produk yang kita beli atau konsumsi sebenarnya menjalani proses penciptaan yang rumit hingga menjadi suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita. Membutuhkan biaya hingga menjadi produk yang dibutuhkan konsumen, memerlukan komunikasi dari produsennya hingga kita mengetahui bahkan mengkonsumsinya, dan mungkin juga menjalani perjalanan panjang hingga akhirnya ada di tangan kita.

Kombinasi variabel atau kegiatan memasarkan itulah yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Sedikitnya ada 4 aktivitas pemasaran dan disebut dengan “Bauran Pemasaran” atau Marketing Mix”.

        Beragam definisi atau pengertian “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix” disampaikan pakar marketing namun secara umum dapat disampaikan adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran.

Jadi, bauran pemasaran terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.

Bauran pemasaran terdiri dari 4 komponen, yaitu :
1.   Produk
2.   Harga
3.   Distribusi
4.   Promosi

Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.
  2. Price (harga) adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price.
  3. Place (tempat) adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
  4. Promotion (promosi) adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing.


Namun dalam pengembangannya 4 komponen Bauran Pemasaran (marketing alami perkembangan. Pakar marketing yaitu Lovelock dan Wright mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu: product elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and other user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.
  1. Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi pelanggan.
  2. Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
  3. Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan.
  4. Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan.
  5. Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan 
  6. Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
  7. People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production).
  8. Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.

Sumber :



Rabu, 03 Desember 2014

TUGAS 6


TUGAS 6
1.        Alasan Saya Memilih Akuntansi dan Manfaat yang Saya Peroleh dari Ilmu Akuntansi
Alasan saya memilih akuntansi yaitu karena saya menyukai pelajaran ini semenjak duduk di bangku SMP. Saat itu di SMP saya biasa disebut dengan pelajaran Pembukuan. Semenjak pertama kali mengenal pelajaran itu saya langsung tertarik dan membuat saya semakin penasaran. Dari keingintahuan saya itu memacu saya untuk belajar sehingga saya memutuskan untuk melepaskan jurusan IPA saya untuk tetap mengejar Pelajaran Akuntansi melalui jurusan IPS hingga sekarang saya kuliah di universitas Gunadarma mengambil jurusan akuntansi.
Harapan saya dari Ilmu Akuntansi yang selama ini saya pelajari yaitu saya dapat menerapkan prinsip-prinsip akuntansi dalam dunia kerja kelak guna meningkatkan  efisiensi kerja perusahaan.

2.        Jenis-jenis Bidang Akuntansi
Akuntansi yang kita kenal tidak hanya terdiri dari satu bidang saja, tapi terdiri dari berbagai bidang. Dalam perkembangannya bidang-bidang akuntansi tersebut dikelompokkan dalam kelompok berikut:
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) disebut juga Akuntansi Umum (General Accounting)
Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan transaksi keuangan khusus yang menyangkut perubahan aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Tujuan kegiatannya adalah menyediakan data transaksi keuangan yang dilakukan dalam suatu periode tertentu dan disusun dalam bentuk laporan keuangan (financial statement)
 2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Biaya ialah bidang akuntansi yang kegiatan utamanya ditujukan untuk menghitung biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kemudian membandingkan antara biaya sebenarnya dengan biaya berdasarkan taksiran. Hal ini sangat penting untuk perencanaan di masa depan.
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi manajemen adalah akuntansi yang bidang kegiatannya berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data biaya, khususnya data biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil manajemen, baik dalam kegiatan operasi sehari - hari maupun untuk keputusan yang khusus.
4. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Akuntansi Perpajakan ialah akuntansi yang berkaitan dengan masalah perpajakan, yaitu berupa perhitungan untuk mempersiapkan pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) dan pembayarannya sesuai pengisian dalam SPT, baik utnuk Pajak Penghasilan (Income Tax) ataupun Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax).
5. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi Anggaran adalah bidang akuntansi yang menguraikan kegiatan keuangan untuk suatu jangka waktu tertentu yang dilengkapi dengan sistem penganalisaan dan pengawasannya.
6. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing-Investigation)
Akuntansi Pemeriksaan adalah bidang kegiatan akuntansi yang khusus melakukan pemeriksaan secara bebas atau umum.
7. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
Akuntansi Pemerintahan adalah bidang akuntansi yang kegiatannya diarahkan kepada transaksi-transaksi yang dilakukan oleh badan atau lembaga pemerintahan.
8. Akuntansi Sosial (Social Accounting)
Akuntansi Sosial atau kemasyarakatan, yaitu bidang akuntansi yang kegiatannya mengarah kepada masalah kemasyarakatan. Misal: memberikan informasi ekonomi secara makro, kepadatan penduduk dikaitkan dengan penghasilan.
9. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem Akuntansi adalah bidang khusus akuntansi yang berhubungan dengan penciptaan suatu prosedur akuntansi dan peralatannya disertai penentuan langkah dalam pengumpulan dan pelaporan data keuangan.
10. Akuntansi Pendidikan (Accounting Instruction/Education)
Akuntansi Pendidikan adalah bidang khusus akuntansi yang kegiatannya mengarah ke bidang pendidikan, yaitu dalam kegiatan belajar dan mengajar akuntansi atau segi-segi lainnya yang berkaitan dengan masalah pendidikan itu sendiri.

3.        Laporan Keuangan dan Syarat-syarat yang Harus ada dalam Laporan Keuangan
*Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada hakikatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Berikut syarat yang harus ada dalam laporan keuangan :
  • Relevan : Data yang diolah dan disajikan dalam laporan keuangan hanyalah data yang ada kaitannya dengan transaksi yang bersangkutan. Data yang tidak perlu diungkapkan dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan tidak perlu disajikan.
  • Jelas dan dapat dimengerti : Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan harus ditampilkan dengan cara sedemikian rupa hingga jelas dapat dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan. Dengan demikian, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang relevan dari informasi yang dibaca.
  • Dapat diuji kebenarannya : Data dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri kepada bukti asalnya, baik dalam bentuk dokumen dasar, formulir berharga, maupun fisik aktiva bersangkutan. Semua data dan informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan oleh manajemen perusahaan.
  • Netral : Laporan keuangan haruslah disajikan untuk dapat dipergunakan oleh semua pihak. Laporan keuangan tidak ditujukan untuk memenuhi pihak-pihak tertentu, sehingga harus dibuat lebih dari satu macam laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan informasi para pemakai. Laporan keuangan yang disajikan harus dibuat tidak bias atau harus netral sehingga semua pihak dapat mempergunakannya.
  • Tepat waktu : Laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan, sehingga jelas batas pelaporan dari posisi harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya dari perusahaan yang akan dilaporkan. Waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar, dalam arti tidak terlalu terlambat sehingga dapat digunakan oleh manajemen untuk mengambil keputusan yang sifatnya manajerial maupun teknikal.
  • Dapat diperbandingkan : Laporan keuangan yang disajikan harus dapat diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya sebagai dasar untuk mengikuti perkembangan arah (trend) dari harta, hutang, modal, pendapatan, serta biaya. Dasar dari laporan yang dapat diperbandingkan adalah penerapan prinsip akuntansi secara konsisten.
  • Lengkap : Data yang disajikan dalam informasi akuntansi, baik dalam neraca, ikhtisar laba-rugi, maupun ikhtisar posisi keuangan, haruslah lengkap sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan. Keutuhan data akuntansi merupakan syarat mutlak bagi tercapainya azas relevan.
Terimakasih atas kunjungannya....

Sumber :






Selasa, 25 November 2014

TUGAS 5 PENGANTAR BISNIS


Tugas 5


1.PERBEDAAN ANTARA KEWIRASWASTAAN, WIRASWASTA, DAN WIRASWASTAWAN
Kewiraswastaan (Entrpreneurship) adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk berisiko menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Ia bersangkutan dengan merencanakan dan mengharapkan komensasi dalam bentuk keuntungan dan kepuasan.
Sedangkan wiraswasta adalah bidang usaha yang dibangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu sebagai alternatif penyediaan lapangan kerja minimal bagi si pemilik modal dan menunjuk kepada pribadi yang berkemampuan sebagai wiraswastawan.
Dan wiraswastawan yaitu pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk :
·         Berdiri di atas kekuatan sendiri
·         Mengambil keputusan untuk diri sendiri
·         Menetapkan tujuan atas dasar pertimbangan sendiri
·         Menggerakkan perekonomian masyarakat untuk maju ke depan
·         Memiliki semangat bersaing yang kuat
·         Berorientasi kerja keras, kreatif, inovatif, dan motivasi berprestasi.
Jadi, jika disimpulkan perbedaan dari ketiga pengertian diatas yaitu :
Kewiraswastaan merupakan kemampuan dan kemauan seseorang untuk berwiraswasta. Sedangkan wiraswasta yaitu bidang usaha yang dibangun atau sebagai objeknya. Sedangkan wiraswastawan sendiri merupakan subjek atau pelaku dari kegiatan wiraswasta.

2.   PERBEDAAN CIRI PERUSAHAAN BESAR DENGAN PERUSAHAAN KECIL

Perusahaan kecil adalah perusahaan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau  bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria.
Sedangkan perusahaan besar yaitu perusahaan ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha  patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Berikut perbedaan ciri serta contoh diantara keduanya :
PERUSAHAAN KECIL
Ciri-ciri :
·  Pada umumnya dikelola/dipimpin sendiri oleh pemiliknya
·  Struktur organisasinya sederhana dan masih banyak perangkapan tugas/jabatan pada seseorang
·  Persentase kegagalan usaha relatif cukup tinggi
·  Sulit untuk mengembangkan usaha dikarenakan sulit memperoleh pinjaman dengan syarat lunak
·         Kurangnya tenaga manajer yang handal
·         Hubungan pemilik dengan karyawan dekat
Contoh perusahaan kecil :
1.    Perusahaan Kripik Tempe
2.    Usaha Laundry
3.    Usaha Ayam Bakar
4.    Usaha Tas Anyam
5.    Usaha Gerabah
6.    Perusahaan Gerabah Asongan
PERUSAHAAN BESAR
Ciri-ciri :
· Pada umumnya dikelola bukan oleh pemiliknya tapi oleh manajer profesional
· Struktur organisasinya kompleks dan sudah ada spesialisasi pekerjaan
· Persentase kegagalan perusahaan rendah
· Modal jangka panjang biasanya relatif mudah diperoleh
· Banyak tenaga manajer yang handal
· Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
Contoh perusahaan besar :
1.    Perusahaan Telkom Indonesia
2.    Ciputra Enterpreneurship
3.    PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
4.    Pertamina
5.    CV Profesindo advertising
6.    Gresik Portland Cement Indonesia
7.    PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


3.    CONTOH  FRANCHISE  LOKAL  DAN ASING  DI  INDONESIA

a.      Franchise lokal :
1.      Waralaba Tahukress
2.      Waralaba Mie Ayam Malioboro
3.      Waralaba Es Teler 77
4.      Waralaba Mang Kabayan
5.      Waralaba Ayam Bakar Mas Mono
6.      Waralaba Cappucino Cincau
7.      Waralaba Bakso Malang Kota “Cak Eko”
8.      Waralaba Blenger Burger
9.      Waralaba Robota
10.  Waralaba Pendidikan Kumon
11.  Waralaba Primagama
12.  Waralaba Raja Dim sum
13.  Waralaba Wahana Permainan Anak
14.  Waralaba ELTI Gramedia
15.  Waralaba Indomaret

b.      Franchise Asing
1.      Kentucky Fried Chicken (KFC)
2.      McDonald's Corporation
3.      Dunkin’ Donuts
4.      7-Eleven
5.      Pizza Hut
6.      Circle K
7.      Starbucks Coffee
8.      Coca Cola
9.      Samsung
10.  Breadtalk

4.    KEUNTUNGAN  DAN  KERUGIAN  SUATU  FRANCHISE
                                                                  
Keuntungan :
1.     Adanya program-program pelatihan dari Fanchisor (yang punya perusahaan)sehingga kurangnya skill dapat di tanggulangi.
2.    Secara psikologis pihak Franchisee akan berusaha untuk dapat memajukan bisnisnya itu di samping mendapat bantuan dan bimbingan yang terus menerus dari pihak franchisor karena merasa telah memiliki perusaan yang besar.
3.     Populer seketika.
4.    Karena sudah populer maka tentu saja perusahaan baru tersebut tidak butuh dana besar untuk promo atau dana untuk kegagalan yang biasa dialami oleh perusaan yang baru berdiri.
5.    Seringkali pihak franchisee menerima juga bantuan-bantuan berikut ini:
a. Penyeleksian tempat,
b. Persiapan rencana perbaikan model gedung sehingga sesuai dengan rencana tata kota atau ketentuan lainnya yang berlaku,
c. Perolehan dana untuk sebahagian biaya akuisisi dari bisnis yang difranchisekan,
d. Pelatihan staff,
e. Pembelian peralatan,
f. Seleksi dan pembelian suku cadang,
g. Bantuan pembukaan bisnis dan menjalankannya dengan lancar.
6.    Keuntungan bagi franchisee dari adanya daya beli yang besar dan negosiasi yang dilakukan pihak franchisor atas nama seluruh jaringan franchisee,
7.    Risiko dalam bisnis franchise umumnya kecil
8.    Franchise mendapatkan hak untuk menggunakan merek dagang, paten, hak cipta, rahasia dagang, serta proses, formula dn resep rahasia milik franchisor
9.    Franchisee mengambil mamfaat dari hasil riset yang dilakukan secara terus-menerus oleh franchisor, sehingga dapat memperkuat daya saing.
10. Informasi dan pengalaman dari seluruh jaraingan franchisee yang ada lewat franchisor dapat disebarkan ke seluruh jaringan yang ada.
Kerugian :
1.    Peran yang dimainkan oleh Franchisor sangat besar dengan kontrol yang tinggi sehingga pihak franchisee hilang kemandiriannya
2.    Pihak franchisee harus membayar berbagai macam fee kepada pihak franchisor, yang terms and conditionsnya therefore harus jelas dan dinegosiasi siapa yang harus memikul biaya tersebut:
a. Royalty; pembayaran oleh pihak franchisee kepada pihak franchisor sebagai imbalan dari pemakaian hak franchise oleh franchisee.
b. Franchise fee: biasanya dilakukan sekali saja dan dengan jumlah tertentu pada saat penandatangan akte franchise,
c. Direct expenses: Biaya langsung yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pembukaan/ pengembangan suatu bisnis franchise seperti biaya pemodokan pihak yang akan menjadi pelatih dan feenya, biaya pelatihan dan biaya pada saat pembukaan;
d. Biaya sewa: apabila franchisor menyediakan tempat bisnis,
e. Marketing dan advertising fees; Karena franchisor yang melakukan marketing dan iklan, maka pihak franchisee mesti juga ikut menanggung beban biaya tersebut dengan menghitungnya baik secara persentase dari omset penjualan ataupun jika ada marketing atau iklan tertentu.
f. Assignment fees; biaya yang harus dibayar oleh pihak franchisee kepada pihak franchisor jika pihak franchisee tersebut mengalihkan bisnisnya kepada pihak lain biasanya untuk kepentingan persiapan pembuatan perjanjian penyerahan, pelatihan pemegang franchise yang baru dsb.
3.    Kesukaran dalam menilai kualitas franchisor
4.    Biasanya kontrak franchise berisikan juga pembatasan-pembatasan terhadap bisnis franchise dan ruang gerak dari pihak franchisor
5.    Kebijakan-kebijakan pihak franchisor tidak selamanya berkenaan di hati pihak franchisee
6.    Franchisor bisa jadi membuat kesalahan dalam kebijakannya
7.    Turunnya reputasi dan citra dari merek bisnis franchisor karena alasan yang tidak terduga-duga sebelumnya.


Sumber :